ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sukoharjo – Kisah tragis keluarga Nadira (1,5), yang tinggal di Gunung RT 001/ RW 012, Pucangan, Kartasura, mengundang empati Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.
Pasalnya, tak hanya pada masalah jantung bocor yang diderita bocah balita itu sejak lahir. Sang ibu, Yunita Surya Rahmawati, juga divonis mengalami gagal ginjal sejak 2017 lalu. Akibatnya, kini Yunita harus rutin cuci darah dua kali dalam sepekan.
“Ketika mendengar ada masyarakat Sukoharjo yang mengalami musibah tersebut membuat kami jajaran Polres Sukoharjo ikut berempati. Dan hari ini kita datangi keluarga tersebut untuk memberikan semangat maupun bantuan sosial, ungkap Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Kamis (7/10/2021).
Kapolres menjelaskan, di tengah kemalangan tersebut, suami Yunita, Andrean Yudi Kurniawan, yang bekerja sebagai petugas satpam juga terkena PHK pada 2020 lalu akibat pandemi Covid-19. Andrean kini mengandalkan penghasilan dengan menjadi buruh bangunan.
Untuk membantu ekonomi keluarga, Yunita kadang nyambi jadi buruh seterika pakaian jika ada yang membutuhkan.
Kondisi tersebut praktis membuat keluarga tersebut tak mampu membayar biaya pengobatan anaknya yang mengalami kelainan jantung bocor tersebut.
“Sudah enam bulan ini Nadira tidak mendapatkan penanganan medis karena ketiadaan biaya, bahkan pemenuhan gizi bocah balita itu juga terkendala. Padahal, pemenuhan nutrisi itu penting agar Nadira bisa segera naik berat badannya,” jelas Kapolres.
Menanggapi hal tersebut, Polres Sukoharjo turut berempati dengan memberikan bantuan sosial berupa sembako, kasur, dan tali asih untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kapolres Sukoharjo juga mengajak kepada masyarakat yang memiliki rezeki lebih untuk dapat bersama-sama membantu meringankan apa yang telah menimpa keluarga tersebut.
“Saya Kapolres Sukoharjo mengajak kepada saudara-saudara yang memiliki rezeki lebih untuk bersama-sama membantu keluarga saudara Nadira ini. Semoga dengan bantuan kita ini dapat membantu meringankan beban dari keluarga Nadira ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kades Pucangan, Budiyono, mengaku langsung melakukan tindakan sosial begitu mendengar informasi keluarga Nadira mengalami masalah. Beberapa bantuan sosial yang dilakukan antara lain memberikan sejumlah bantuan bahan pokok dan pengurusan administrasi agar BPJS Kesehatan.
Sayangnya, kepesertaan BPJS Nadira belum jelas. Berdasarkan hasil koordinasi, Pemdes Pucangan akan mendapatkan kepastian terkait status BPJS Kesehatan Nadira pada Kamis malam.
“Karena ada salah NIK dan nama. Karena saat didaftarkan itu belum punya nama bayinya jadi tidak bisa dipakai BPJS-nya. Sudah kami bantu urus dan kemungkinan nanti malam bisa dipakai. Kalau sudah bisa akan kami antar langsung ke RSUD agar bisa segera mendapatkan penanganan medis,” jelasnya.
Vio Sari/Humas