Lombok – NTB | – AKA : Pertama saya sangat takzim dan terima kasih kepada senior kita, orang tua kita Pak Rahmat Hidayat, apa yang beliau sampaikan saya yakini sebagai Bukti Cintanya beliau kepada saya sebagai penerus Sasak di masa depan. Maka atas kecintaan beliau itu saya juga mohon ijin kepada beliau untuk menjelaskan secara utuh bagaimana yang sebenarnya, kan tidak bisa kita memahami sesuatu dari potongan Video, yang ada dan beredar di medsos,”terang Bang AKA.(10/05/2023)
Sambutan saya pada acara halal bihalal Himpunan Masayarakat Lombok (Himalo) di TMII panjang, dan itu ada awalan nya dan situasi kebathinan di sana kalau yg ada di lokasi akan faham, ada prolog dari orang tua kita Miq Tjuk Sudarmadji, yang memaparkan bagaimana kita bangsa sasak saling menghilangkan sikaf dan sifat saling menjatuhkan satu sama lain, seperti Jurakan selama ini, kita memang sasak ini suka sekali jurakan, kita orang Lombok punya tanah tapi tanah kita dikuasai orang lain, ini menjadi catatan kita bersama untuk melakukan pembenahan di masa depan kata Miq Tjuk Sudarmadji.
Nah ini bagian yg kemudian, menjadi salah satu hal yang saya kupas dalam sambutan saya, dan saya mulai dengan apa yang tertuang dalam Al – Qur’an Surat Al-Imran 103, yang artinya dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (Agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, dan ayat ini saya beca lengkap. Kenapa ayat ini, karena saya menyampaikan bahwa halal bihalal yang dilaksanakan Himalo dalam rangka kita menuju bagaimana persaudaraan sasak dalam meraih kegemilangan seperti tema Halal Bihalal. Saya sampaikan sasak ini kita banyak ada yang meriku, ada yang mbe me lai, ada juga yang lito late, ini maknanya kemudian sesuai ayat itu Allah berikan kita kenikmatan bagaimana menyatukan hati kita lalu dengan karunia Allah kita dipersaudarakan,”tutur bang AKA
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Terkait dengan apa yang disampaikan oleh sesepuh kita Miq Tjuk Sudarmadji, pada point kita punya tanah tapi tanah kita dikuasai orang lain, tanah kita dimiliki orang lain, tanah kita dipegang orang lain, saya berikan gambaran dan saya sampaikan bahwa Pak Gubernur sangat terbuka, bahkan dalam beberapa media baru-baru ini pak Gubernur menyampaikan, ada banyak tokoh kita di Lombok yang bagus dan kita dorong maju untuk ikut kontestasi Pemilihan Gubernur dan pak Gubernur menyebut nama Mamiq Gita (Sekda) dan Lalu Iqbal (Dubes) sebagai orang yang layak maju pada Pilgub, pak Gubernur mengatakan saya dukung kalau mereka-mereka ini maju.
Artinya pak Gubernur sangat memberikan ruang silahkan siapapun tokoh sasak sangat didukung untuk maju, yang memahami kesasakan nya dan Ke NTB-an nya.
Tapi kalau ndk ada yang maju, maka ya kita biarkan Bang zul maju lagi. Pada pernyataan ini sebagai penegasan bahwa sesunguhnya kita semua berharap akan muncul tokoh-tokoh sasak yang memiliki kapasitas maju di daerah ini,”paparnya.
Kita memang suka sekali ada oknum (sebutan kadis sosial oknum di pidato) kalau ada orang sasak yang hebat mau jadi ini, jadi itu, selalu kemudian muncul ada oknum dari sasak sendiri yang mengatakan waah dia tidak cocok, ini belum cocok dan sebagainya, ini yang seharusnya mulai kita hilangkan.
Dan selanjutnya saya mengingatkan pada halal bihalal Himalo bahwa NTB itu bukan sasak saja, ada samawa dan Mbojo, kenapa tidak pada masa datang kita bisa halal bi halal keluarga besar Diaspora NTB di jakarta ini.
Dan Pidato ini disaksikan ratusan warga masyarakat diaspora Lombok yang hadir pada halal bihalal di TMII, dan karena mereka semua mendengar utuh dan meyaksikan langsung pidato saya mereka sangat faham bagaimana suasana kebathinan dan isi sesungguhnya dari pidato tersebut, tidak ada penghinaan fan tidak ada politik praktis. Sebagai sasak lebung, apa ya saya akan menghina diri saya dengan kesasakan yang saya miliki, dan tidak ada juga bagian politik praktis, karena apa yang saya sampaikan adalah dalam batasan standart dan kaidah berbangsa dan bernegara.
Sementara itu Syahrier Rohman, salah seorang anggota Masyarajat Diaspora Lombok yang berkarier di Jakarta dan ada hadir langsung di TMII pada saat halal bihalal memberikan kesaksian, bahwa Kesalahpahaman yg seperti ini perlu diluruskan saya salah satu peserta yang hadir ingin meluruskan bahwa, dalam sambutannya pada acara halal bihalal Himalo kemarin justru Pak Dr.AKA (H.Akhsanul Khalik) meminta kita semua bangsa Sasak mulai dari sekarang saling junjung, saling angkat dan jangan ada yg suka saling jatuhkan.
Jadi beliau membakar semangat kita untuk mulai sekarang menjadi bangsa yang berani tampil di depan, saling bantu, saling junjung dan saling hargai apabila ada saudara-saydara kita hendak tampil menjadi pemimpin, bukannya saling sikut dan saling jatuhkan jangan sampai terjadi hal tersebut.
Kalaupun hingga saat ini belum ada yang siap, gak ada salahnya kalau pak Zul kembali tampil daripada kita dipimpin oleh orang-orang dari luar daerah, karena dari daerah lainpun banyak yg ingin menjadi pemimpin di NTB.
Pak AKA justru membakar semangat bangsa Sasak untuk jangan malu-malu lagi tampil menjadi pemimpin bangsanya sendiri dan Jangan saling jatuhkan, biarkan masa-masa lalu itu sudah lewat.
Jadi kalau ada bangsa Sasak yang layak dan mau tampil menjadi pemimpin tahun 2024 ya kita semua harus mendukungnya, begitulah pesan yg bisa saya tangkap dari pidato luar biasa Pak Dr.AKA ungkap Syahrir Rohman.
Saya kembali menegaskan terima kasih dan bahagia, atas kecintaan Senior kita, orang tua kita Pak Rahmat Hidayat yang sudah mengingatkan, dan itu sangat bagus memberikan semangat bagi saya pribadi untuk terus memperjuangan marwah kesasakan kita pada masa datang dalam sisa umur yang ada ini,”tutup Bang AKA
(Mj/Red)