MEDAN
Di tengah hiruk-pikuk kota Medan, di Jalan Sei Serayu yang penuh dengan kesibukan, terdapat sebuah cerita yang menyentuh hati.
Cerita ini tentang pengemudi ojek online (Ojol) dan pekerja serabutan yang menghadapi hari-hari berat dalam hidup mereka, serta bagaimana kehadiran dapur umum Ormas GRIB Jaya Medan membawa perubahan besar dalam kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap hari, di bawah terik matahari atau di tengah hujan deras, para pengemudi ojek online dan pekerja serabutan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Salah satu di antara mereka adalah Warman (45), seorang pengemudi ojek yang sehari-harinya berkeliling kota Medan dengan harapan mendapatkan penumpang yang cukup untuk menyambung hidup.
Warman seperti banyak rekan rekannya, terkadang harus “berpuasa” karena tidak mendapatkan cukup penghasilan untuk membeli makanan.
“Ada hari-hari di mana saya harus menahan lapar karena tidak ada penumpang. Tidak mudah melihat anak-anak di rumah menunggu makanan,” ungkap Warman dengan mata berkaca-kaca.
Cerita pilu yang serupa juga dialami oleh Ramlan (38), seorang pekerja serabutan yang sering mencari pekerjaan apapun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ramlan yang hidup bersama keluarganya dalam kondisi ekonomi yang sulit, sering kali harus memilih antara makan dan membayar kebutuhan rumah tangga.
“Kadang kadang saya dan istri harus menahan lapar karena tidak ada pekerjaan yang bisa saya dapatkan. Itu adalah pilihan yang sangat berat, tetapi saya harus bertahan demi keluarga,” kata Ramlan dengan suara bergetar.
Kehidupan penuh tantangan ini mengalami perubahan signifikan sejak kehadiran dapur umum Ormas GRIB Jaya Medan.
Dapur umum ini didirikan oleh seseorang yang berhati mulia sebagai upaya untuk meringankan beban hidup warga yang bernasib kurang beruntung.
Setiap hari, dapur umum ini menyediakan makanan bagi semua kalangan masyarakat yang membutuhkan.
Makanan yang disajikan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi mereka, tetapi juga memberi mereka harapan dan kebahagiaan.
Bagi Warman dan Ramlan, kehadiran dapur umum ini bagaikan sebuah mukjizat.
“Sekarang, saya tidak perlu lagi menahan lapar karena kekurangan rezeki. Makanan dari dapur umum ini sangat berarti bagi kami. Ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga tentang perhatian dan kepedulian yang kami rasakan,” ujar Warman dengan mata yang mulai basah.
Ramlan juga mengungkapkan rasa syukurnya, “Ketika saya datang ke dapur umum dan melihat makanan yang disiapkan, rasanya seperti beban berat yang terangkat dari pundak saya. Kami merasa diperhatikan dan dihargai.”
Kisah ini merupakan pengingat akan kekuatan kepedulian dan solidaritas dalam masyarakat.
Dapur umum DPC GRIB Jaya Medan, dengan segala upayanya, telah memberikan dampak yang mendalam bagi banyak orang.
Dalam setiap piring makanan yang dibagikan, terdapat secercah harapan dan cinta yang tulus.
Bagi mereka yang berjuang setiap hari, kepedulian ini menjadi sumber kekuatan dan inspirasi untuk terus melangkah maju.
Ketua DPC GRIB Jaya Kota Medan Rudy Ginting saat ditemui awak media mengungkapkan, dapur umum yang diinisiasi Ketua Dewan Pembina GRIB Jaya Medan Ferdy Sanjaya Sembiring ini, sudaj beroperasi selama beberapa bulan dan buka setiap hari.
Dapur umum ini memang diperuntukkan bagi kalangan masyarakat yang membutuhkan dan ini merupakan bagian dari komitmen Ferdy Sembiring dan GRIB Jaya Medan untuk membantu sesama.
“Kami menyadari betapa beratnya kondisi yang dihadapi oleh banyak orang di sekitar kita. Melalui dapur umum ini, GRIB Jaya berusaha memberikan sedikit keringanan dan dukungan, agar mereka tidak merasa sendirian dalam perjuangan hidup mereka,” tutup Rudy dengan berempati.(AVID)