Lensapolri.com – Jakarta Selatan,Lemdiklat Polri. 22/12/25.,Literasi Polisi dan Pemolisiannya: Membangun Peradaban melalui Pendidikan dan Dialog
Oleh: Komjen. Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si
Keutamaan polisi dalam pemolisiannya berpijak pada tiga fondasi utama, yakni kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban. Ketiganya bukan sekadar konsep normatif, melainkan nilai hidup yang harus dipahami, dihayati, dan diwujudkan dalam setiap pikiran, perkataan, serta perbuatan insan Bhayangkara.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Memaknai peradaban yang begitu kompleks setidaknya dapat dimulai dari kesadaran untuk memahami aturan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sanalah keteraturan sosial terbangun, kualitas kemanusiaan meningkat, dan masyarakat bergerak menuju kehidupan yang semakin beradab.
Hubungan polisi dengan peradaban tercermin jelas dalam peran penegakan hukum dan keadilan. Hukum tidak semata-mata diposisikan sebagai alat pemaksa, melainkan sebagai upaya menyelesaikan konflik secara beradab serta mencegah pelanggaran yang kontraproduktif. Semakin tinggi kepatuhan hukum, semakin terjaga keteraturan sosial, dan semakin bermartabat kehidupan manusia.
Dialog Peradaban sebagai Fondasi Pendidikan Polisi Masa Depan
Dalam menyiapkan polisi masa depan, Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian (Lemdiklat Polri) mengembangkan proses pembelajaran berbasis “Dialog Peradaban”. Dialog ini menjadi model transformasi pendidikan yang membimbing dan mencerahkan peserta didik agar kelak mampu menemukan serta menjalankan keutamaannya sebagai polisi dalam tugas pemolisiannya.
Keutamaan pembelajaran tersebut diarahkan pada kemampuan mentransformasikan nilai kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban ke dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam menghadapi situasi ekstrem, fakta brutal, maupun kondisi darurat dan kontinjensi.
Bagi calon polisi dan pemimpin kepolisian masa depan, pembelajaran ini menuntut moralitas yang berpijak pada nilai pantas dan benar, layak dan menyelamatkan, disertai keberanian serta keteguhan dalam mengambil keputusan demi menjaga kehidupan, membangun peradaban, dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Wujud Keutamaan Polisi dalam Pemolisiannya
Keutamaan tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku polisi yang:
Menjadi role model, ikon keteladanan, inspirasi, dan kebanggaan masyarakat.
Memberikan motivasi dan spirit juang untuk berbuat kebaikan serta perbaikan.
Memahami tugas dan tanggung jawabnya secara utuh dan bermakna.
Memiliki kesadaran untuk terus belajar dan memperbaiki kesalahan masa lalu.
Siap menghadapi tantangan, tuntutan, dan harapan masyarakat yang dinamis.
Berorientasi pada masa depan yang lebih baik.
Visioner, proaktif, dan solutif dalam memprediksi serta mengantisipasi persoalan.
Komunikatif dalam membangun soft power dan smart power.
Adaptif, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi disrupsi.
Mampu menghadirkan dampak positif serta memperoleh kepercayaan dan dukungan publik.
Membangun Literasi sebagai Pilar Peradaban
Pembangunan literasi di satuan pendidikan dapat dimulai dari lingkungan yang asri dan kondusif, referensi yang memadai, manajemen media yang produktif, pendidik dan mentor yang mencerahkan, serta kurikulum yang menstimulasi berpikir kritis, visioner, dan solutif. Didukung sumber daya manusia yang profesional, cerdas, bermoral, dan modern, serta program-program unggulan kemanusiaan dan keteraturan sosial, literasi akan menjadi kekuatan transformasional.
Pada akhirnya, polisi dan pemolisiannya hadir untuk menegakkan hukum sejati, bukan hanya demi ketertiban, tetapi untuk pembangunan, pemeliharaan, dan perawatan peradaban. Di sanalah makna pengabdian Bhayangkara menemukan nilai tertingginya: menjaga kemanusiaan, merawat keteraturan sosial, dan mewariskan peradaban yang bermartabat bagi generasi masa depan.
Red/degading






