Karangasem, Lensapolri.com – Empat orang yang mengaku sebagai wartawan dari salah satu media JP (singkatan nama media) mendatangi galian C Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem dengan tujuan memeras dengan modus minta sumbangan untuk perayaan hari Pers Nasional. Parahnya mereka dalam penggalian dana mengatasnamakan Humas Polda Bali dan sering juga mengatasnamakan Mabes Polri dan Mabes TNI.
Hal tersebut membuat geram para pengusaha dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Adapun keempat orang yang mengaku wartawan tersebut, berinisial DA, ZB, LS dan YK. satu dari empat orang tersebut berasal dari Kabupaten Jembrana.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Selat AKP. I Dewa Gede Asmara SH membenarkan kejadian tersebut, ia menuturkan, dirinya mendapat laporan dari peguyuban Galian C bahwa ada 4 orang mengaku sebagai wartawan melakukan pemungutan uang mengatasnamakan Humas Polda Bali. “Mereka diamankan oleh pihak pengusaha dan langsung dibawa ke kantor,” terangnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengungkapkan, antara pelapor dan terlapor informasinya tidak singkron, sehingga pihaknya mempertemukan kedua belah pihak agar kedepannya tidak terjadi pergolakan. “Keempat orang tersebut yang mengaku sebagai wartawan dan mengatasnamakan Humas Polda Bali tidak ada tembusan Polsek, semestinya harus ada tembusan kalau memang benar dari Polda Bali agar tidak ada kesalahpahaman,” jelasnya.
Asmara menegaskan, kedepannya pihak wartawan ketika adakegiatan harus wajib melaporkan diri ke Polsek setempat. “Mereka kalau masuk harus melapor diri terlebih dulu ke kantor agar tidak terjadi gejolak,” ucapnya.
Saat diintrogasi, perwakilan oknum wartawan mengaku mereka mendatangi para pengusaha galian C dalam rangka memohon sumbangan untuk perayaan hari pers nasional. “Mereka juga mengaku dalam kegiatan tersebut mereka tidak melakukan pemaksaan. Mereka memohon bantuan dana sebanyak Rp 350 ribu disertai penyerahan topi dan kaos berlogo JP,” ujarnya.
Asmara juga mengaku, mereka juga telah mengakui kekeliruan dengan tidak meminta ijin koordinasi ke Polsek karena dalam aktivitasnya mengatasnamakan wartawan JP. “Mereka juga telah telah menghapus segala foto dan vidio selama melaksanakan aktivitas penggalian dana ke para pengusaha galian C di wilayah Selat dan berjanji tidak akan melaksanakan aktivitas penggalian dana tanpa terlebih dahulu koordinasi dengan pengusaha galian C,” katanya.
Sementara, imbuh Asmara, dari pihak pengusaha sendiri tidak akan melarang siapapun yang datang dengan tujuan memohon bantuan baik dana dan material sepanjang kegiatan mereka resmi dan melalui mekanisme yang ada. “Mereka mengaku menerima siapaun memohon bantuan asal tidak terkesan mengintimidasi mencari kelemahan dan kesalahan para pengusaha karena selama ini para pengusaha sudah melaksanakan aktivitas penggalian sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Para pengusaha galian C menyatakan tidak keberatan jika ada pihak yang meminta bantuan, asalkan kegiatan tersebut dilakukan secara resmi dan tanpa intimidasi. “Kami tidak melarang siapa pun yang memohon bantuan, tetapi jangan sampai ada tekanan atau mencari-cari kesalahan. Kami telah menjalankan aktivitas sesuai aturan yang berlaku,” ungkap salah satu pengusaha yang enggan disebutkan namanya.
Namun, pengusaha tersebut juga mengungkapkan kekhawatiran mereka akibat intimidasi yang dilakukan para pelaku. “Kami merasa resah karena mereka sering datang mengatasnamakan institusi besar seperti Humas Polda Bali, Mabes Polri, atau Mabes TNI,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, Polda Bali belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Kabid Humas Polda Bali juga belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar. DS






