Aceh Timur- Kini masyarakat desa alue seuntang kecamatan birim bayeun kabupaten aceh timur , yang sering disebut masyarakat desa wonosari, kecewa terhadap perangkat desa atau geuchik pasalnya tidak ada larangan terhadap mobil kombet dan koael diselt masuk melansir buah sawit dan kayu ranbung dari jalan induk desa alue seuntang tersebut, kini jalan sudah hancur, akibatnya anak sekolah, guru sekolah dan masyarakat alue seutang yang pergi keladang susah sekali melewatinya, jalan sudah bagaikan kubagan kerbau di bukit lalang sampai ke pintu gerbang perbatasa desa bukit seuleumak sekitarnya senin 28/08/2023.
Menurut masyarakat alur seuntang atau wonosari yang beladang disana menyampaikan pada media yang tidak mau di tulis identitasnya di media menyampaikan, merasa kecewa terhadap perangkat desa serta kepala desa ponidi, pasalnya di musim hujan pun mobil kombet dan koael diselt melansir buah sawit dan kayu rambung di jalan tersebut kini akibatnya jalan rudak parah, sehingga kami pergi ke ladang pakai kereta honda susah melewatinya karna becek licin dan berlubang jalanya hancur bagaikan kubagan kerbau di jalan tersebut, karna sangat parah dibuat oleh mobil tersebut.
Tambahnya lagi, jadi kami ini masyarakat wonosari atau alur seuntang tiap hari kami cari napkah ke sana lawat jalan bukit lalang ini sampai ke perbatasan desa bukit seuleunak jalanya hacur pak….,? apa mereka itu tidak kasihan pada kami ini, yang lebih sedihnya lagi guru yang mengajar ke desa bukit seuleumak dan murid SMP dan SMA juga dari desa bukit seuleumak yang sekolah di alue sentang ini, kita kasihan melihatnya baju dan sepatu sering berlumpur akibat jalan rusak terjatuh dari kereta yang dia kemudikan tersebut, pergi untuk mencari ilmu setiap harinya, untuk meraih cita-citanya.
Tambahnya lagi, kalau kami tidak mencari rezeki ke kebum/ladang, anak istri kami mau kasih makan apa….? Serta untuk jajan anak kami, seharusnya perangkat desa dan geuchik itu adalah rasa perhatian melihat kami ini, bukan baru jalan ini rusak pak…. Sudah puluhan tahun dan kasihan pada kami ini yang berkebun/ beladang di desa bukit seuleunak itu, yang tetangga dengan desa alur seuntang ini, apa mereka tidak inggat lagi kalau kami itu dulu pilih dia sebagai geuchik , katanya yang merasa kesal dan kecewa terhadap sikap perangakat desa dan geuchik tersebu, jadi kami ini di anggap apa….? katanya.
Saat di tanya anak sekolah yang melintas murid SMA dan SMP yang sekolah ke alue seuntang dari desa bukit seuleumak yang tidak mau menyebutkan identitasnya pada media kami berharap kiranya pemerintah desa alur seuntang ini dapat perhatianya sedikit tentang kondisi jalan ini, karna ini masih wilayah desa alur seuntang bukan desa bukit seuleumak, kan sudah jelas dari pintu gerbang desa itu ke bawah ini adalah wilayah desa alur seuntang atau wonosari kalau dulu sebelum di buat pintu gerbang perbatasan itu mungkin mereka masih mengganggap itu desa bukit seuleumak katanya.
Tambahnya, kita berharap kepada geuchik alue seuntang untuk dapat membagun jalan ini karna di samping warganya yang banyak juga beladang di desa bukit seuleumak sana, dan pelajar SMP dan SMA banyak juga bersekolah di alur seuntang ini, kalau tidak ada murid dari bukit seuleumak kami yakin murid SMP dan SMA tidak adapun muridnya di sekolah ini, jadi kita berharap mohon lah kiranya pak gecik perhatianya sedikit tentang jalan ini, kalau bisa mobil kombet dan kauel disel itu jangan naik kalau musim hujan ini kita khawatir jalan tambah parah lagi rusaknya, kalau musim kemarau silahkan saja, sembari berharap.
Saat di kompirmasi geuchik alur seuntang atau wonosari ponidi melalui hpnya tidak ada jawaban dan di WA cuma di bacanya saja.
Saat di kompirmasi pak mukim hendra melalui hpnya katanya saya hanya bisa kasih saran pada geuchik atau masyarakat tapi keputusan ada sama geuchik alue seuntang atau akrap di sapa desa wonosari itu yang punya wilayah adalah pemerintah desa tandasnya. (tim)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
