SURABAYA,Lensapolri.com – Forkopimda Surabaya mengadakan diskusi panel menyikapi dampak negatif destruktif gangster diera digital dan modern ini.
Dalam acara yang diselenggarakan Polrestabes Surabaya ini hadir pula Kapolrestabes Surabaya Polda Jatim Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
Adapun narasumber yang dihadirkan antara lain Pasar Bidang Kriminologi dan Kepolisian Adrianus Elista, Dekan Fisip Unair Bagong Suyanto, Dr Diana Rahmasari selaku prikolog, Ahmad Muhibbin selaku akademisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara yang diselenggarakan di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya, Rabu (14/12/2022) ini dimoderatori oleh Ketua Pusat Transformasi dan Pembangunan Pasca Sarjana Unair Suko Widodo.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengungkapkan, keberadaan gangster remaja di Surabaya ini berbeda.
Jika biasanya gangster tergolong dewasa, namun di Surabaya ini anak-anak.
“Seperti yang disampaikan Ketua Pengadilan Negeri melihat istilah gangster ini berlebihan. Justru bisa membahayakan anak tersebut,”katanya.
Fenomena ini merupakan kenakalan remaja biasa yang harus mendapat penanganan tepat. Jangan sampai salah penanganan, ini yang membuat Polrestabes Surabaya melaksanakan forum diskusi ini.
“Kami kedepan berharap mereka berhadapan dengan Satbinmas bukan Satreskrim,” terangnya.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, acara ini untuk mencari formula agar anak-anak ini tidak menjadi generasi muda yang terjebak dalam kegiatan negatif.
Ia berharap harga diri Surabaya sebagai kota pahlawan terinjak-injak karena kurang siap menyiapkan generasi mudanya.
“Anak-anak ini kedepan akan menjadi pemimpin Surabaya. Sehingga kedepan akan menjadi anak-anak yang luar biasa dan cinta kasih yang luar biasa. Kami akan pisahkan mana yang terlibat kenakalan remaja dengan yang melakukan tindak kriminal,” terangnya.
Eri mengungkapkan, untuk mengubah anak-anak yang melakukan kenakalan remaja dengan membentuk sekolah yang homey atau nyaman. Anak-anak yang terlibat kenakalan remaja akan dilibatkan pada kegiatan yang positif.
“Dengan bisa melakukan manajemen stres, awalnya energi negatif akan menjadi positif. Sehingga saya berharap harga diri untuk tetep menjaga Surabaya tetap aman bisa terus dijaga,” tuturnya. (*)